DEFINISI
Dalam kamus bahasa arab kita akan menemukan
kata tajwid dalam urutan Huruf hijaiyah JA karena pada dasarnya tajwid berasal
dari kata jawwada, sehingga mengikuti aturan tasrif Fiil tsulatsi mazid ruba’i.
Tasrifnya: Jawwada-yujawwidu-tajwidan. Sehingga tajdiw ada di posisi masdhar,
artinya membaguskan atau membuat jadi bagus.
Pengertian tahsin sama dengan tajwid.
Berasar dari kata hassuna. Tasrifnya: Hassuna-yuhassinu- Tahsinan.
Sedangkan tajwid menurut istilah (terminologi) ialah:
“Mengeluarkan
setiap huruf dari tempat keluarnya masing-masing sesuai dengan hak dan
mustahaqnya”
Haq huruf yaitu sifat asli yang senantiasa ada pada setiap huruf
atau seperti sifat Al-jahr, Isti’la, dan lain sebagainya. Hak huruf meliputi
sifat-sifat huruf dan tempat-tempat keluar huruf.
Mustahaq huruf yaitu sifat yang sewaktu-waktu timbul oleh
sebab-sebab tertentu ,seperti; izh-har, ikhfa, iqlab, idgham, qalqalah,
ghunnah, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf, dan lain-lain.
Kitab dasar untuk mempelajari tajwid salah satunya adalah Hidayatu shibyan yang berisi 40 bet nazhoman.
HUKUM MEMPELAJARI TAJWID (TAHSIN)
Hukum mempelajari Ilmu Tajwid sebagai disiplin ilmu adalah fardu
kifayah. Adapun hukum membaca AlQuran dengan memakai aturan-aturan tajwid
adalah fardu ‘ain . Firman Allah SWT:
“Dan bacalah AlQuran dengan
tartil.” (Q.S. Al-Muzzammil 73: 4).
Rasulullah SAW juga bersabda :
“Bacalah AlQuran dengan cara dan suara orang Arab yang fasih”. (HR.
Thabrani)
Syekh Ibnul Jazari (Ulama pakar ilmu tajwid dan qiro’at) dalam
syairnya mengatakan:
Membaca AlQuran dengan tajwid hukumnya wajib, Siapa saja yang
membaca AlQuran tanpa memakai tajwid hukumnya dosa, Karena sesungguhnya Allah
menurunkan AlQuran berikut tajwidnya. Demikianlah yang sampai pada kita
dari-Nya.”
TUJUAN TAHSIN TILAWAH
Tujuan utama mempelajari ilmu tajwid dalam rangka tahsin tilawah
adalah menjaga lidah dari kesalahan ketika membaca AlQuran. Dan kesalahan dalam
membaca AlQuran ada dua macam :
a.Al-Lahnul Jaliy
Kesalahan yang terlihat dengan jelas baik dikalangan awam maupun
para ahli tajwid.
• perubahan bunyi huruf dengan huruf lain
• perubahan harakat dengan harakat lain
• memanjangkan huruf yang pendek atau sebaliknya.
• Mentasydidkan huruf yang tidak seharusnya atau sebaliknya.
b. Al-Lahnul Khofiy
Kesalahan ringan yang tidak diketahui secara umum, kecuali oleh
orang yang memiliki pengetahuan mengenai kesempurnaan membaca AlQuran.
Diantaranya:
• hukum-hukum pembacaan seperti membaca mad wajib muttashil atau
lazim dengan dua atau tiga harakat
• tidak menerapkan kaidah ghunnah pada huruf-huruf yang seharusnya
dibaca dengan ghunnah.
FAIDAH TAHSIN TILAWAH
• Refleksi keimanan seorang muslim terhadap AlQuran
• Mencapai kualitas yang terbaik dalam membaca AlQuran
• Mengikuti jejak Rasulullah SAW yang telah mengajarkan AlQuran
• Terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam membaca AlQuran
• Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat dengan AlQuran
KEUTAMAAN ALQURAN
a. Mendapat syafa'at di hari Qiyamat.
Dari Abi Umamah RA, ia berkata : “Saya telah mendengar Rasulullah
SAW bersabda : “Bacalah oleh kamu sekalian AlQuran, karena sesungguhnya ia akan
datang pada hari qiamat sebagai penolong bagi para pembacanya.” (HR. Muslim).
b. Mendapat derajat yang tinggi.
Dari Aisyah RA, ia berkata : telah bersabda Rasulullah SAW : “Orang
yang membaca AlQuran dengan mahir, akan bersama-sama malaikat yang mulia lagi
taat, dan orang yang membaca AlQuran dengan terbata-bata dan merasa berat, maka
ia mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari).
c. Merupakan ciri keimanan seseorang.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari RA, ia berkata : Telah berkata Rasulullah
SAW : “Perumpamaan orang mukmin yang membaca AlQuran, bagaikan buah Utrujjah,
harum baunya dan lezat rasanya. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca
AlQuran, bagaikan buah kurma, tidak harum dan rasanya manis. Perumpamaan orang
munafik yang membaca AlQuran, bagaikan bunga (rihanah), harum baunya dan pahit
rasanya. Dan orang munafik yang tidak membaca AlQuran bagaikan buah Handzalah,
tidak harum dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
d. Mendapat kebaikan.
Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW :
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu
kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak
mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan
Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
TINGKATAN MEMBACA ALQURAN
Tingkatan membaca AlQuran dilihat dari segi kecepatannya, ada empat
macam yaitu:
a. At-Tahqiq, yaitu bacaan yang sangat lambat, yang lazim digunakan
untuk mengajarkan AlQuran dengan sempurna.
b. At-Tartil, yaitu bacaan lambat, dengan menggunakan kaidah-kaidah
Ilmu Tajwid dan mentadaburinya.
c. At-Tadwir, yaitu bacaan yang tidak terlalu capat dan tidak
terlalu lambat, bacaan dengan irama yang sedang.
d. Al-Hadr, yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat dan tetap
mempraktikkan tajwidnya.
DASAR-DASAR TAHSIN
Dalam bagian ini akan membahas serta mengatasi kesalahan-kesalahan
umum yang sering dilakukan oleh pembaca AlQuran. Kesalahan-kesalahan tersebut
meliputi :
1. Tidak konsisten dalam membaca tanda-tanda panjang.
2. Tidak konsisten/seimbang dalam membaca ghunnah.
3. Pengucapan vokal yang tidak sempurna.
4. Pengucapan huruf sukun yang tidak sesuai dengan kaidah tajwid
(sering dipantulkan).
KESALAHAN UMUM PERTAMA:
Tidak Konsisten dalam membaca tanda-tanda panjang.
Pahamilah beberapa kaidah panjang seperti di bawah ini:
• Panjang dua harakat, tidak kurang dan tidak lebih
• Panjang yang bersifat pilihan, antara 2,4 atau 5 harakat (jaiz)
• Panjang yang wajib dengan ukuran 5 harakat ketika disambungkan
dan 6 harakat ketika berhenti (wajib)
• Panjang yang mutlak 6 harakat
• Panjang yang bersifat pilihan antara 2,4 atau 6 harakat
(lissukun).
Cara mengatasinya :
Agar panjang 2 harakatnya terpelihara ayunkanlah suara.
Adapun yang harus dibaca 2 harakat serta diayunkan suaranya itu
jika
1. Alif yang didahului huruf berharakat fathah (ا_َ_). Contoh : مَالِكِ
2. Wawu mati didahului berharakat huruf berharakat dhammah (وْ_ُ_).
Contoh : مُوْسَى
3. Ya’ mati didahului huruf berharakat kasrah (ِيْ-). Contoh : فِيْ سَبِيْلِهِ
PENGECUALIAN
1. Tanda
panjang dibaca lebih panjang suaranya (5 – 6 harakat) ketika bertemu :
a. Huruf Hamzah (أ إ ء ). Seperti :
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ – جَآءَ
b. Huruf yang bertasydid (_ّ_). Seperti : الضَّالِّينَ
– الْحَاقَّةُ
c. Huruf yang sukun atau disukunkan karena waqaf (_ْ_). Seperti :
الْعَالَمِينَ – ءَ اْلآنَ
2. Tanda panjang di atas tidak dibaca panjang sama sekali jika
bertemu :
a. Alif lam (ا ل ). Seperti :
وَلاَ الضَّالِّينَ- وَ جَعَلْنَا النَّهَارَ
b. Hamzah washal (ا). Seperti
أَمَنُواْ اجْتَنِبُواْ
c. Apabila ada tanda bulatan kecil di atasnya atau bulatan lonjong
dengan syarat dibaca menyambung (__). Seperti : أُوْلَـئِكَ
– سَلَاسِلَاْ
DASAR-DASAR TAHSIN II
KESALAHAN UMUM KEDUA:
Tidak seimbang dalam membaca Ghunnah
• Ghunnah apabila menemukan huruf-huruf dalam keadaan : Nun
bertasydid (نّ), Mim bertasydid (مّ), Nun mati (نْ) atau Tanwin (ـًـٍـٌ), dan Mim mati bertemu dengan huruf ba (مْ – ب).
• Kesalahannya : Ghunnah sering kali dibaca tergesa-gesa atau tidak
seimbang antara ghunnah yang satu dengan yang lainnya.
• Cara mengatasinya: Tahan suara (selama 3 ketuk) tidak boleh
tergesa-gesa dengan melibatkan rongga hidung (disertai dengung ke hidung).
Contoh :
إِنَّ , عَمَّ أَنْتُمْ , عَمَلاً صَالِحًا
تَرْمِيْهِمْ بِحَجَارَةٍ
Pengecualian :
Nun mati (نْ) atau Tanwin (ـًـٍـٌ) tidak ditahan bila bertemu dengan huruf
yang delapan yaitu :
ء - هـ - ع - ح - خ - غ - ل - ر
Tetapi, dibaca jelas jika bertemu dengan huruf : ء - هـ - ع - ح - خ - غ
.Dan dibaca dengan dimasukkan ke huruf berikutnya jika bertemu
dengan huruf :
ل - ر
DASAR-DASAR TAHSIN III
KESALAHAN UMUM KETIGA:
Pengucapan vokal yang tidak sempurna.
Sebab-sebab pengucapan vokal yang tidak sempurna
• Tidak menyadari pentingnya ketepatan pengucapan vokal.
• Membaca AlQuran dengan gaya dan cara baca yang dibuat-buat.
• Kurang menggerakan mulut atau terkesan asal mengucapkan.
Cara mengatasinya : Perhatikan 3 hal kaidah di bawah ini :
1. Ketika mengucapkan huruf bertanda fathah (ــَـ), maka caranya
dengan membuka 2 bibir/rongga mulut secara sempurna (فَتْحُ
الْفَمِ فَتْحًا تَمًا).
2. Ketika mengucapkan huruf bertanda kasrah (ــِـ), maka caranya
dengan menurunkan bibir bagian bawah (خَفَضُ فَكِّ السُّفْلَي).
3. Ketika mengucapkan huruf bertanda dhammah (ــُـ), maka cara
membacanya dengan mengumpulkan (memonyongkan) 2 bibir secara sempurna (ضَمُّ شَفَتَيْنِ ضَمَّا مُحْكَمًا ).
DASAR-DASAR TAHSIN IV
KESALAHAN UMUM KEEMPAT:
Memantulkan huruf sukun selain qalqalah
• Sering kali memantulkan huruf-huruf sukun yang seharusnya tidak
boleh dipantulkan atau sebaliknya
• Biasanya suara tertekan atau ada jeda pada huruf yang sukun
(tidak mengalir).
Cara mengatasinya :
1. Dengan menyempurnakan huruf sukun tersebut sesuai makhrajnya,
kemudian baru dilepaskan dari makhrajnya dengan tidak tergesa-gesa.
2. Hindari suara yang tertekan atau tidak memberhentikan suaranya
sehingga terkesan ada saktah (berhenti sejenak tanpa napas).
Latihan :
Pengecualian :
Huruf-huruf yang harus memantul suaranya ketika mati/sukun ada 5
huruf yaitu : ب – ج – د – ط – ق (بَجُدِطَق