Tuesday, August 30, 2016

Berislam Tanpa Ketegangan

Berislam semestinya memunculkan kedamaian, baik damai di hati, damai dalam perbuatan, maupun damai dalam berhubungan dengan orang lain. dengan adanya kedamaiain akan muncul jaminan keselamatan. Baik keselamatan untuk diri sendiri, maupun keselamatan untuk orang lain dan lingkungannya.

Islam memiliki arti selamat. Rasulullah SAW sendiri menyatakan, bahwa seorang muslim adalah orang yang orang lain terjamin keselamatannya, dari gangguan provokasi lisan maupun kejahilan tangan. Rasulullah SAW juga menekankan bahwa implementasi keimanan adalah memberikan keamanan dan kedamaian atas harta dan kehidupan orang lain.

“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslim lainnya terselamatkan dari lisan dan tangannya, orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan hal-hal yang terlarang untuk dilakukannya dan seorang mukmin adalah orang yang memberikan keamanan bagi orang lain atas darah dan harta mereka.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i)

Dengan demikian, menapaki jalan keislaman adalah menepiskan ketegangan, rasa ketakutan dan memastikan adanya kedamaian dalam kehidupan. Orang -yang mengaku- Islam tetapi kerap kali menebar terror dan ketakutan jelas bukanlah idealitas seorang muslim yang dicirikan oleh Rasulullah SAW. Seorang teroris mudah sekali dikenali dari wajahnya yang selalu tegang, tak pernah tersenyum, dan tak memiliki selera humor sama sekali.

Saya ingin menyebut seorang sahabat Rasulullah SAW dari kalangan Ansor yang terkenal sebagai pelawak dan senang melucu. Namanya adalah Nu’aiman Bin Amru. Banyak leluconnya yang menyebabkan Rasulullah SAW tertawa. Setiap kali Rasulullah SAW berjumpa dengan Nu’aiman, beliau tak dapat menahan diri untuk tersenyum.

Beberapa sahabat pernah juga “dikerjai” oleh Nu’aiman dan akhirnya tertawa bersama. Bukan hanya sahabat, Rasulullah SAW pernah “dijahili” oleh Nu’aiman dan karenanya memaklumi tingkah lakunya karena tahu bahwa itu adalah sekedar lucu-lucuan dan seru-seruan saja agar suasana menjadi cair dan tidak tegang.

Suatu ketika Nu’aiman melihat penjual madu yang kepanasan dan keletihan setelah berkeliling menjajahkan madunya di Madinah. Setelah seharian berkeliling, tak satupun dagangannya terjual.

Nu’aiman menjumpai penjual madu itu dan diajaknya menuju rumah Rasulullah SAW. Setelah mendekati rumah Rasulullah SAW, Nu’aiman menyuruh penjual madu menunggu seraya membawa sebotol madu, kemudian berikanlah madu itu kepada Rasulullah SAW.

“Ya Rasulullah, aku tahu engkau suka madu. Oleh karena itu aku berikan madu ini untukmu sebagai hadiah.” Sepintas Nu’aiman senyum-senyum sendiri.

Lalu ia menjumpai penjual madu dan mengatakan, “Aku akan pergi karena masih ada urusan. Sebentar lagi penghuni rumah itu akan keluar dan membayar kepadamu harga madu itu.”

Sang penjual madu cukup lama menunggu, tapi tak satupun yang keluar dari rumah itu. Maka, ia beranjak menuju rumah dan mengetuk pintu, “Wahai penghuni rumah, bayarlah harga maduku.”

Rasulullah SAW di dalam rumah terkejut, tetapi segera memahami bahwa ini pasti ulah Nu’aiman yang sedang membuat lelucon agar Rasulullah tersenyum. Tanpa berkata apapun Rasulullah SAW menemui penjual madu dan membayar harga madu itu.

Tatkala beliau bertemu dengan Nu’aiman di kemudian hari, beliau tersenyum dan berkata, “Apa yang telah engkau lakukan terhadap keluarga nabimu, wahai Nu’aiman?.”

Sambil cengengesan, Nu’aiman menjawab, “Ya Rasulallah, aku tahu engkau suka sekali menikmati madu. Tapi aku tidak punya uang untuk membeli dan menghadiahkan kepadamu. Maka, aku mengantarkan saja kepadamu dan semoga aku mendapat taufiq ke arah kebaikan.”

Lihatlah, betapa kehidupan keislaman di zaman Rasulullah SAW pun begitu rileks, penuh dengan keceriaan, dan jauh dari ketegangan, apalagi ketakutan dan terror.

Profil Nu’aiman kira-kira mirip seperti Abu Nuwas atau Juha, orang-orang yang penuh humor dan membuat kesan Islam menjadi ceria dan tidak menegangkan. Sepertinya, dalam perjalanan sejarah selalu saja ada orang yang menceriakan suasana dengan lelucon dan humor yang menyegarkan, meski terkadang rada usil .

Jadi kesimpulannya santai dan ceria aja di KMI Libaasuttaqwa, jangan tegang, entar malah gak bisa berprestasi dan berkarya kalau tegang.

Oleh : Sekjend KMI Libaasuttaqwa Agung P.U

Monday, August 29, 2016

Dia Perempuan Hebat

Dibalik pria yang hebat , ada wanita hebat dibelakangnya. Ya filosofi ini seakan menggambarkan betapa pun seorang lelaki (pemimpin ) hebat dan agung dihadapan prajuritnya . Tetap saja dibelakangnya terdapat perempuan luarbiasa yang mendampinginya . Kita lihat bagaimana para ulama , pemimpin sebuah negara , atau bahkan panglima perang yang tak terkalahkan sekalipun memiliki perempuan yang setiap detik, jam , malam , dan bahkan hari rela tersungkur bersujud untuk mendoakan para pejuang kecilnya. Karena Ia memiliki peran luarbiasa yang tak bisa di tanggungkan kepada lelaki. Karena dengan pendidikannya lah watak, karakter serta sifat akan terbentuk. Bukankah Ibu menjadi madrasah pertama bagi anaknya ?????

Lihat lah kisah menarik pada zaman Khalifah Umar Ibnul Khattab .

Pernah datang seorang lelaki kepada amirul mu’minin umar ibnul Khattab mengeluh akan kelakuan anaknnya . Ia berkata bahwa anaknya seringkali berkata kasar dan memukulnya . Sehingga Umar memanggil anaknya dan berkata “ Celakalah Engkau !! Tidakkah kau tau bahwa durhaka kepada orang tua merupakan dosa besar yang mengundang murka Allah ? Bentak umar
“Tunggu wahai amirul mu’minin jangna tergesa-gesa dalam mengadaliku, Bukankah jika seorang ayah memiliki hak terhdap anaknya maka anaknya pun memiliki hak terhadap ayahnya .  “Benar “ Kata umar
“ Lalu apa hak anak terhdap ayahnya tadi “ Lanjut anak itu
Umar berkata. “Ada 3 , Hendaknya ia memberikan ibu yang baik , lalu menamainya dengan nama yang baik dan yang ketiga hendaklah ia mengajarinya Al quran”
“Sianak berkata . Ketahuilah wahai amirul mu’minin ayahku tak pernah melakukan satupun dari ketiga tadi , Ia tidak memilih calon ibu yang baik bagiku; Ibuku adalah hamba sahaya yang jelek lagi hitam yang dibelinya dari pasar seharga dua dirham, lalu malamnya ia menggaulinya sehingga hamil mengandungku ! Setelah aku lahir pun aku diberi nama Ju’al (Sejenis kumbang yang selalu berkemul pada kotoran hewan ) . Dan Ia tidak pernah mengajriku Al quran.

“Pergi Sana !!! Engkaulah yang durhaka kepada anakmu sewaktu kecil dulu Pantas kalau ia durhaka pada mu sekarang . Bentak umar kepada ayahnya

Maka lihat lah betapa besar peran seorang ibu terhadap perilaku anaknya . Tidak kah kita melihat ini sebagai sesuatu yang perlu BESAR.

Pembaca , Mari kita perhatikan satu lagi hikayat mengenai seorang imamul Hadist yang pahalanya selalu mengalir setiap kita membaca hadist yang diriwayatkannya. Hadist yang menjadi rujukkan setiap ulama zaman sekarang bahkan dijadikan rujukkan no 1 karena keotentikkannya dan kehati-hatiannya dalam menyusun kalam seorang manusia yang mulia.

Ia bernama Muhammad bin Ismail atau sering dikenal dengan nama Albukhari . Sewaktu kecil sebelum beliau menjadi periwayat hadist seperti sekarang yang kita kenal. Ia seorang yang tidak bisa melihat (buta), Suatu ketika ia (bukhari kecil) datang ketempat khalaqah qurannya. Saat itu syekh nya sedang membacakan surat Qaf , lalu bertanya kepada muridnya . “ Siapa yang telah hafal?”

Seorang anak kecil mengacungkan tangan dan berkata “ Syekh saya telah hafal dalam jiwa saya “

Maka syekhnya berkata “ Kemarilah nak , Bacakan “

Saat dibacakan ternyata sesuai dengan apa yang dibacakan oleh syekhnya dari sifat dan makhraj hurufnya sama persis.  Maka syeknya berkata “ Mulai besok kamu belajar hadist “

Setelah kejadian itu bukhari kecil pulang kerumahnya dengan perasaan gembira lalu bercerita kepada ibundanya tentang kejadian tadi.

Bukhari berkata “ Ummi Uriidul hadist ( aku ingin belajar hadist)

“Engkau memiliki keterbatasan Nak cukupkan dengan quran terlebih dahulu “
Maka dengan menangis Bukhari masuk kekamarnya ,

Ibundanya yang melihat itu langsung masuk kedalam mihrabnya dan berdoa “ YAALL Bashir (YA allah yang Maha menatap tajam sampai kedalam hati manusia ) yang tidak ada batas dalam kuasaMu. Kembalikanlah penglihatan anakku. Ibundanya berdoa sampai tertidur .  Disisi lain bukhari didalam kamarnya sedang mengulang hafalannya sampai pada ayat 22 surat qaf
لَقَدْ كُنْتَ فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَٰذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ
Artinya : Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.
Pada saat itu seketika Albukhari bisa melihat secara fisik dan sehingga bisa menyusun ShahiH bukhari .

Lihat lah , betapa besar pengaruh seorang Ibunda Imam AL bukhari .

Maka sungguh Engkau (IBU) pantaslah menjadi surga dan neraka Ku . Karena betapa pun hebat diri ini sungguh dihadapanmu aku bukanlah Apa-apa. KARENA DIA PEREMPUAN YANG HEBAT .
Sumber ( Kitab Fathul Barri )
( Ibunda Para Ulama)

Oleh : kadep SYIAR Asep R.

Saturday, August 27, 2016

Apa yang kamu cari wahai mahasiswa baru tekstil 2016 ?

Oleh : Irawan Nugroho Retnady  Pada Hari Kamis, 25 – Agustus – 2016, Pukul 23.37 WIB Desa Panenjoan, Kec. Cicalengka, Kab. Bandung. Jawa Barat. MABA (MAhasiswa Baru tingkat Akhir) Jurusan Kimia Angkatan 2013, Politeknik STTT Bandung.

Bismillah,  Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga, para sahabat dan yang mengikutinya dengan baik hingga hari pembalasan.  Pertama saya ucapkan selamat datang di kampus Politeknik STTT Bandung untuk seluruh mahasiswa/i Angkatan 2016. Pertama kali mendengar kata “tekstil”, apa yang terlintas dipikiran kalian wahai adikku? Pabrik ? Bising ? Industri ? Lab ? dan lainnya. Memang tidak salah dan juga pasti untuk pertama kali kita beranggapan seperti itu (maklum saya juga merasakannya 3 tahun lalu, ketika menjadi mahasiswa baru hehe) Oke pertama kita buka dulu ya hati dan mindset kita, setelah melewati 3 tahun dan sekarang memasuki pada tingkat akhir perkuliahan, jujur saja. Beberapa “presepsi” yang dulunya terbentuk, mulai pudar seiring berjalannya waktu. Bahkan “presepsi lama” bisa saja tergantikan dengan “presepsi yang baru”. Pengen bukti ? coba lihat berita saat ini, bahwa ada yang menyatakan bahwa bumi itu tidak bulat ? Sekali lagi itu lah, “kekuatan presepsi” seorang manusia, yang pada dasarnya hanya bisa membuat presepsi dengan apa yang mereka lihat dan rasakan. Sedikit berbincang mengenai tujuan diciptakannya manusia, pasti saya dan adik-adik sekalian sedang meniti jalan unutk mengetahuinya.
Izinkan kakak tingkat akhirmu ini, memberikan sedikit gambaran yang saya kira perlu untuk adik-adik pahami dalam meniti jalan kehidupan yang fana (sementara) ini (duh berat banget nih bahasanya kak wkwk), oke kita mulai ya siap grak ! (efek bela negara ya kak), eh ndak deng bercanda hehe
Jadi gini loh, menurut penulis yang awam dan masih belajar ini, pasti tiap orang menanyakan dirinya sendiri, “kita hidup untuk apa? Mengapa saya harus beribadah? Dan berbagai macam, pertanyaan yang sepertinya sepele, namun kita perlu renungkan dan resapi dalam-dalam.
Mari kita buka al-qur’an nya ya, Allah Ta’ala sudah menjelaskan dengan sangat gamblangnya di dalam Al Qur’an apa yang menjadi tujuan kita hidup di muka bumi ini. Cobalah kita membuka lembaran-lembaran Al Qur’an dan kita jumpai pada surat Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Saudaraku … Jadi, Allah tidaklah membiarkan kita begitu saja. Bukanlah Allah hanya memerintahkan kita untuk makan, minum, melepas lelah, tidur, mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup. Ingatlah, bukan hanya dengan tujuan seperti ini Allah menciptakan kita. Tetapi ada tujuan besar di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya.

Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”  (QS. Al Mu’minun: 115).
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengatakan, “Apakah kalian diciptakan tanpa ada maksud dan hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada balasan dari-Nya[?] ” (Madaarijus Salikin, 1/98) Jadi beribadah kepada Allah adalah tujuan diciptakannya jin, manusia dan seluruh makhluk. Makhluk tidak mungkin diciptakan begitu saja tanpa diperintah dan tanpa dilarang. Allah Ta’ala berfirman,
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?”  (QS. Al Qiyamah: 36)
Imam Asy Syafi’i mengatakan,
لاَ يُؤْمَرُ وَلاَ يُنْهَى
“(Apakah mereka diciptakan) tanpa diperintah dan dilarang?”.
Ulama lainnya mengatakan,
لاَ يُثاَبُ وَلاَ يُعَاقَبُ
“(Apakah mereka diciptakan) tanpa ada balasan dan siksaan?” (Lihat Madaarijus Salikin, 1/98)
Bukan Berarti Allah Butuh pada Kita, Justru Kita yang Butuh Beribadah pada Allah Saudaraku, setelah kita mengetahui tujuan hidup kita di dunia ini, perlu diketahui pula bahwa jika Allah memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya, bukan berarti Allah butuh pada kita. Sesungguhnya Allah tidak menghendaki sedikit pun rezeki dari makhluk-Nya dan Dia pula tidak menghendaki agar hamba memberi makan pada-Nya. Allah lah yang Maha Pemberi Rizki. Perhatikan ayat selanjutnya, kelanjutan surat Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Ta’ala berfirman,
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)
“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari makhluk dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 57-58)
Jadi, justru kita yang butuh pada Allah. Justru kita yang butuh melakukan ibadah kepada-Nya. Saudaraku … Semoga kita dapat memperhatikan perkataan yang sangat indah dari ulama Robbani, Ibnul Qoyyim rahimahullah tatkala beliau menjelaskan surat Adz Dzariyaat ayat 56-57.
Beliau rahimahullah mengatakan,“Dalam ayat tersebut Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidaklah menciptakan jin dan manusia karena butuh pada mereka, bukan untuk mendapatkan keuntungan dari makhluk tersebut. Akan tetapi, Allah Ta’ala Allah menciptakan mereka justru dalam rangka berderma dan berbuat baik pada mereka, yaitu supaya mereka beribadah kepada Allah, lalu mereka pun nantinya akan mendapatkan keuntungan. Semua keuntungan pun akan kembali kepada mereka. Hal ini sama halnya dengan perkataan seseorang, “Jika engkau berbuat baik, maka semua kebaikan tersebut akan kembali padamu”. Jadi, barangsiapa melakukan amalan sholeh, maka itu akan kembali untuk dirinya sendiri. ” (Thoriqul Hijrotain, hal. 222)
Jelaslah bahwa sebenarnya kita lah yang butuh pada ibadah kepada-Nya karena balasan dari ibadah tersebut akan kembali lagi kepada kita. (Sumber: https://rumaysho.com/342-untuk-apa-kita-diciptakan-di-dunia-ini.html)
Kembali lagi ke judul, jadi apa yang kamu cari hei adik-adikku angkatan 2016 ? Gelar Sarjana Terapan ? Jodoh ? Harta ? maupun yang ndak saya ketahui, apapun itu saya hanya dapat berpesan, bahwa apapun yang kamu cari, baik ilmu, materi nantinya, maupun jabatan dalam industri besar, niatkanlah semuanya hanya untuk ibadah kepada-Nya.
Kejadian ini benar-benar terjadi dan saya melihatnya dalam berbagai kampus di Bandung ini, ada orang yang niatnya kuliah untuk memamerkan harta kekayaan, ada yang ingin mencari ilmu demi mendapatkan pekerjaan yang layak ketika lulus nanti, ada yang ingin mendapatkan teman hidup di dunia hingga akhirat, maupun berbagai “presepsi” yang manusia buat. Ya betul sekali, tak memungkiri bahwa sebagian besar mahasiswa baru, pasti sangat menggebu dalam keinginan “keduniaan” tersebut. Namun seiring berkurangnya jatah usia (semakin tua) seseorang dalam mengarungi dunia ini, mereka akan menemukan. Bahwa hakikat manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada-Nya [ingat (QS. Adz Dzariyat: 56)] jadi apapun yang kalian usahakan untuk meniti jalan kehidupan yang fana dan sebentar ini. Mari kita niatkan hanya untuk beribadah kepadaNya, dalam segala aspek maupun dalam segala aktifitas. Belajar, mengerjakan tugas, mengikuti organisasi, segala aktifitas perkuliahan dan segala apapun yang kalian lakukan untuk memenuhi kebutuhan sebagai seorang manusia hendaknya kita niatkan hanya untuk beribadah padaNya.
Ingin disiplin kak, ingin bisa bicara di depan umum kak, ingin bisa manajemen waktu yang efektif dan efisien kak, ingin hafal 12 juz kak, ingin jadi ahli tekstil beneran kak, dan segala ingin – ingin yang mungkin sangat banyak sekali jika saya sebutkan satu persatu.
Saya hanya memberikan sedikit tips, bagaimana untuk bisa membuatnya terwujud. Mau dimanapun kamu berOrganisasi, dimanapun kamu berada. “bukan dimana kamu belajar, melainkan bagaimana kamu belajar?”
Yaaaap, tepat sekali. Semua itu tergantung pada “Diri Kita”. Apakah kita benar-benar “Serius” untuk meraihnya, atau hanya dibiarkan menjadi “angan-angan” yang terus kau pikirkan, tanpa kau lakukan.
Kamu bisa menjadi apapun yang kamu inginkan, karena di dunia “perkuliahan” inilah kamu bisa membentuk “karakter” yang kamu inginkan. Berbeda dengan kehidupan masa taman kanak-kanak hingga SMA. Dimana kamu dapat menjalankan semaumu, tanpa jelas “tujuan” apa yang ingin kamu capai, karena masih usia pertumbuhan dan remaja labil yang bisa mengekor sana sini.
Oke, karena sekarang kamu sudah masuk dan menjadi mahasiswa/i, saya sarankan jangan hanya habiskan waktu 4 tahunmu dalam perkulihaan hanya untuk belajar dikelas saja (Kuliah Pulang – Kuliah Pulang, alias KUPU-KUPU) atau KUNANG-KUNANG atau KURA-KURA (cari sendiri artinya ya hahaha). Kamu bisa mengikuti organisasi, mengembangkan potensi diri, meningkatkan kapasitas diri, menyebarkan dan mengajak kepada kebaikan hingga mencegah perbuatan yang keji dan munkar. Sekali lagi, itu tergantun pada “seberapa besar kemauan” yang ada pada dirimu.
Jika terdapat kesalahan dalam penulisan, itu murni dari saya pribadi. Karena kesempurnaan hanyalah milikNya. Jika berkenan maupun ingin melihat dan membaca tulisan saya lainnya, bisa di search dengan ID irawannugrohore pada Instagram, Line, atau sosmed lainnya. Semoga kita semua dapat mengambil ibrah (pelajaran) dalam setiap peristiwa.
Akhirnya saya ucapkan, terimakasih sudah mau membaca.
Wassalamualaikum, Wr.wb

Thursday, August 25, 2016

Menguak Rahasia Qalbu

Buku *_Menguak rahasia qalbu._*
Karya _Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al Ghazali_ *(Imam Al- Ghazali)*

Bab 28 _Mengingat kematian._

Rasulullah SAW pernah bersabda , " perbanyaklah mengingat hal yg memutuskan segala macam kesenangan."
Yakni dengan mengingat kematian akan terasa keruhlah semua kesenangan, sehingga hilanglah kecenderunganmu kpd kesenangan duniawi, selanjutnya kamu menghadapkan dirimu sepenuhnya kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda," Seandainya binatang" ini mengetahui ttg kematian sprti apa yg diketahui anak cucu adam, tentu kamu tidak akan bisa makan lemak dari mereka."

Nabi Muhammad SAW telah bersabda," Hadiah org" mukmin adalah kematian dirinya."
Tidak sekali kali dikatakan demikian karena dunia merupakan penjara bagi orang mukmin. Sebab selama hidupnya di dunia tiada pernah berhenti dari penderitaan menghadapi kesulitan, melawan kemauan hawa nafsunya mengekang keinginannya dan menolak gangguan setannya. Lalu kematian membebaskannya dari siksaan ini.
Pembebasan ini baginya merupakan suatu hadiah (anugrah) baginya.

Anas ra. Tlh mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda," Perbanyaklah mengingat kematian, karena sesungguhnya hal itu dpt membersihkan dosa dan membangkitkan rasa zuhud (enggan) terhadap urusan duniawi.

Al hasan _rahimahullah_ berkata," kematian telah menguak hakikat dunia, shg tdk menyisakan suatu kegembiraan pun trhdpnya bagi org yg berakal."

Ibrahim At-taimi mengatakan," ada dua perkara yg dpt memutus kenikmatan dunia dari aku, yaitu mengingat mati dan berdiri di hadapan Allah SWT"

By . Koordinator akhwat PK : Quraeni W.

Maju mundur maju mundur "Aktivis"

Seruan untuk kader terbaik

Hususnya para akativis kampus
Pertama kita berbicara tentang dakwah dalam buku rekayasa menuju kemenangan dakwah menjelaskan bahwa dakwah adalah suatu proses membahasbumikan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari hari disegala bidang  artinya ini yang perlu dipahami khususnya para aktivis kampus. dimanapun dan kapanpun kita berada dalam melakukan aktifitas baik dihimpunan ,ukm,karyawan maupun instansi menejement kampus,masyarakat khususnya di tekstil maka kita tidak bisa luput dari yang namanya dakwah, nah ini yang sering kita lupakan dan memudar pada diri seseorang kader aktivis dan perlu dipahami juga yang mana dakwah itu meliputi semua persoalan hidup dan kehidupan manusia ,memang sangat berat dan Cuma antum kader terbaiklah yang terpilih yang akan mengubah aqidah yang sesat menjadi aqidah benar,memperlihatkan mana yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil dan yang terpentig yaitu mampu membawa mereka untuk mengikuti kebenaran dan menjauhi kebathilan yang itu merupakan visi para kader aktivis 
yang memang ini membutuhkan hati-hati yang berani,kader-kader yang kokoh dan bisa berekspansi ,harmonis walaupun terkadang kita merasa ada harapan dan rasa kehawatiran tapi jangan takut kita disisni karena kita bersaudara itulah kita hehe

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan ,dan menyeru kepada yang ma'aruf dan mencegah dari yang mungkar,mereka itulah yang beruntung (Q.S Al imran :104)

Dan salah satu rekayasa masa depan menuju kemenangan adalah Sosialiasai gerakan dakwah dan alhamdululillah ini udah dilakukan oleh teman-teman pada penyambutan PMB kemarin.terimakasih ya teman teman panitia PMM atas kerja kerasnya..

Kenapa dilakukan sosialisasi dan bukan hanya ketika penyambutan saja tetapi selama kita hidup seperti yang dilakukan oleh  nabi kita terdahulu beliau berpesan
sosialisasi harus dilakukan  karena  gerakan dakwah bersifat terbuka  dan rahmat bagi semesta alam yang harus disampaikan kepada semua.
namun yang menjadi permasalahan aktivis kader sekarang lupa tujuan yang sebenarnya,kita mau ngapain,atau masih ada yang bingung sampai sekarang,
sehingga ketika mejalakan propesinya sebagai aktivis dia sering keluar jalur dari jalan yang sudah ditentukan,kaidah maupun prinsip yang sudah diikrarkan.dan kebanyakan tindakan yang kita lakukan seperti yang terdapat pada buku komitmen muslim sejati Apabila engkau memamerkan kebaikan hatimu tidaklah pantas hanya allah.aneh jika allah mengenalnya namun tidak melakukannya dengan tulus ,aneh jika engkau mendengar panggilanya ,namun lamban merespon.

Itulah kata yang sepatutnya menjadi pukulan yang pas bagi pribadi ini,apalagi seorang aktivis
Tapi kenapa rasa merasa bersalah ini cepat berlalu,bahkan seolah olah tidak pernah ada yang terjadi
Keinginan yang kuat menjadi lebih baik terkadang cepat memudar
Janji tidak mengalami kesalahan yang sama terkadang terjebak dengan kesalahan yang lain

Mudahan kita dijauhi dari hal tersebut amiin yaa allah

Nah untuk itu sebelum terlambat ayo kita bareng2  intropeksi diri,mungkin itu beberapa kejadian diatas pernah kita alami dan atau yang  memang menjadi permasalahan dalam diri kader  saat  ini dan mudahan2 kira bisa menghindari syifat yang kurang baik tersebut sehingga kemenangan islam akan segera kita rasakan

selamat melakukan aktivitas

#karena kita bersaudara
#semangat PMB

By. Ketua Umum KMI Libaasuttaqwa : Patroni