Oleh : Irawan Nugroho Retnady Pada Hari Kamis, 25 – Agustus – 2016, Pukul 23.37 WIB Desa Panenjoan, Kec. Cicalengka, Kab. Bandung. Jawa Barat. MABA (MAhasiswa Baru tingkat Akhir) Jurusan Kimia Angkatan 2013, Politeknik STTT Bandung.
Bismillah, Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga, para sahabat dan yang mengikutinya dengan baik hingga hari pembalasan. Pertama saya ucapkan selamat datang di kampus Politeknik STTT Bandung untuk seluruh mahasiswa/i Angkatan 2016. Pertama kali mendengar kata “tekstil”, apa yang terlintas dipikiran kalian wahai adikku? Pabrik ? Bising ? Industri ? Lab ? dan lainnya. Memang tidak salah dan juga pasti untuk pertama kali kita beranggapan seperti itu (maklum saya juga merasakannya 3 tahun lalu, ketika menjadi mahasiswa baru hehe) Oke pertama kita buka dulu ya hati dan mindset kita, setelah melewati 3 tahun dan sekarang memasuki pada tingkat akhir perkuliahan, jujur saja. Beberapa “presepsi” yang dulunya terbentuk, mulai pudar seiring berjalannya waktu. Bahkan “presepsi lama” bisa saja tergantikan dengan “presepsi yang baru”. Pengen bukti ? coba lihat berita saat ini, bahwa ada yang menyatakan bahwa bumi itu tidak bulat ? Sekali lagi itu lah, “kekuatan presepsi” seorang manusia, yang pada dasarnya hanya bisa membuat presepsi dengan apa yang mereka lihat dan rasakan. Sedikit berbincang mengenai tujuan diciptakannya manusia, pasti saya dan adik-adik sekalian sedang meniti jalan unutk mengetahuinya.
Izinkan kakak tingkat akhirmu ini, memberikan sedikit gambaran yang saya kira perlu untuk adik-adik pahami dalam meniti jalan kehidupan yang fana (sementara) ini (duh berat banget nih bahasanya kak wkwk), oke kita mulai ya siap grak ! (efek bela negara ya kak), eh ndak deng bercanda hehe
Jadi gini loh, menurut penulis yang awam dan masih belajar ini, pasti tiap orang menanyakan dirinya sendiri, “kita hidup untuk apa? Mengapa saya harus beribadah? Dan berbagai macam, pertanyaan yang sepertinya sepele, namun kita perlu renungkan dan resapi dalam-dalam.
Mari kita buka al-qur’an nya ya, Allah Ta’ala sudah menjelaskan dengan sangat gamblangnya di dalam Al Qur’an apa yang menjadi tujuan kita hidup di muka bumi ini. Cobalah kita membuka lembaran-lembaran Al Qur’an dan kita jumpai pada surat Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Saudaraku … Jadi, Allah tidaklah membiarkan kita begitu saja. Bukanlah Allah hanya memerintahkan kita untuk makan, minum, melepas lelah, tidur, mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup. Ingatlah, bukan hanya dengan tujuan seperti ini Allah menciptakan kita. Tetapi ada tujuan besar di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun: 115).
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengatakan, “Apakah kalian diciptakan tanpa ada maksud dan hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada balasan dari-Nya[?] ” (Madaarijus Salikin, 1/98) Jadi beribadah kepada Allah adalah tujuan diciptakannya jin, manusia dan seluruh makhluk. Makhluk tidak mungkin diciptakan begitu saja tanpa diperintah dan tanpa dilarang. Allah Ta’ala berfirman,
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (QS. Al Qiyamah: 36)
Imam Asy Syafi’i mengatakan,
لاَ يُؤْمَرُ وَلاَ يُنْهَى
“(Apakah mereka diciptakan) tanpa diperintah dan dilarang?”.
Ulama lainnya mengatakan,
لاَ يُثاَبُ وَلاَ يُعَاقَبُ
“(Apakah mereka diciptakan) tanpa ada balasan dan siksaan?” (Lihat Madaarijus Salikin, 1/98)
Bukan Berarti Allah Butuh pada Kita, Justru Kita yang Butuh Beribadah pada Allah Saudaraku, setelah kita mengetahui tujuan hidup kita di dunia ini, perlu diketahui pula bahwa jika Allah memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya, bukan berarti Allah butuh pada kita. Sesungguhnya Allah tidak menghendaki sedikit pun rezeki dari makhluk-Nya dan Dia pula tidak menghendaki agar hamba memberi makan pada-Nya. Allah lah yang Maha Pemberi Rizki. Perhatikan ayat selanjutnya, kelanjutan surat Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Ta’ala berfirman,
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)
“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari makhluk dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 57-58)
Jadi, justru kita yang butuh pada Allah. Justru kita yang butuh melakukan ibadah kepada-Nya. Saudaraku … Semoga kita dapat memperhatikan perkataan yang sangat indah dari ulama Robbani, Ibnul Qoyyim rahimahullah tatkala beliau menjelaskan surat Adz Dzariyaat ayat 56-57.
Beliau rahimahullah mengatakan,“Dalam ayat tersebut Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidaklah menciptakan jin dan manusia karena butuh pada mereka, bukan untuk mendapatkan keuntungan dari makhluk tersebut. Akan tetapi, Allah Ta’ala Allah menciptakan mereka justru dalam rangka berderma dan berbuat baik pada mereka, yaitu supaya mereka beribadah kepada Allah, lalu mereka pun nantinya akan mendapatkan keuntungan. Semua keuntungan pun akan kembali kepada mereka. Hal ini sama halnya dengan perkataan seseorang, “Jika engkau berbuat baik, maka semua kebaikan tersebut akan kembali padamu”. Jadi, barangsiapa melakukan amalan sholeh, maka itu akan kembali untuk dirinya sendiri. ” (Thoriqul Hijrotain, hal. 222)
Jelaslah bahwa sebenarnya kita lah yang butuh pada ibadah kepada-Nya karena balasan dari ibadah tersebut akan kembali lagi kepada kita. (Sumber: https://rumaysho.com/342-untuk-apa-kita-diciptakan-di-dunia-ini.html)
Kembali lagi ke judul, jadi apa yang kamu cari hei adik-adikku angkatan 2016 ? Gelar Sarjana Terapan ? Jodoh ? Harta ? maupun yang ndak saya ketahui, apapun itu saya hanya dapat berpesan, bahwa apapun yang kamu cari, baik ilmu, materi nantinya, maupun jabatan dalam industri besar, niatkanlah semuanya hanya untuk ibadah kepada-Nya.
Kejadian ini benar-benar terjadi dan saya melihatnya dalam berbagai kampus di Bandung ini, ada orang yang niatnya kuliah untuk memamerkan harta kekayaan, ada yang ingin mencari ilmu demi mendapatkan pekerjaan yang layak ketika lulus nanti, ada yang ingin mendapatkan teman hidup di dunia hingga akhirat, maupun berbagai “presepsi” yang manusia buat. Ya betul sekali, tak memungkiri bahwa sebagian besar mahasiswa baru, pasti sangat menggebu dalam keinginan “keduniaan” tersebut. Namun seiring berkurangnya jatah usia (semakin tua) seseorang dalam mengarungi dunia ini, mereka akan menemukan. Bahwa hakikat manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada-Nya [ingat (QS. Adz Dzariyat: 56)] jadi apapun yang kalian usahakan untuk meniti jalan kehidupan yang fana dan sebentar ini. Mari kita niatkan hanya untuk beribadah kepadaNya, dalam segala aspek maupun dalam segala aktifitas. Belajar, mengerjakan tugas, mengikuti organisasi, segala aktifitas perkuliahan dan segala apapun yang kalian lakukan untuk memenuhi kebutuhan sebagai seorang manusia hendaknya kita niatkan hanya untuk beribadah padaNya.
Ingin disiplin kak, ingin bisa bicara di depan umum kak, ingin bisa manajemen waktu yang efektif dan efisien kak, ingin hafal 12 juz kak, ingin jadi ahli tekstil beneran kak, dan segala ingin – ingin yang mungkin sangat banyak sekali jika saya sebutkan satu persatu.
Saya hanya memberikan sedikit tips, bagaimana untuk bisa membuatnya terwujud. Mau dimanapun kamu berOrganisasi, dimanapun kamu berada. “bukan dimana kamu belajar, melainkan bagaimana kamu belajar?”
Yaaaap, tepat sekali. Semua itu tergantung pada “Diri Kita”. Apakah kita benar-benar “Serius” untuk meraihnya, atau hanya dibiarkan menjadi “angan-angan” yang terus kau pikirkan, tanpa kau lakukan.
Kamu bisa menjadi apapun yang kamu inginkan, karena di dunia “perkuliahan” inilah kamu bisa membentuk “karakter” yang kamu inginkan. Berbeda dengan kehidupan masa taman kanak-kanak hingga SMA. Dimana kamu dapat menjalankan semaumu, tanpa jelas “tujuan” apa yang ingin kamu capai, karena masih usia pertumbuhan dan remaja labil yang bisa mengekor sana sini.
Oke, karena sekarang kamu sudah masuk dan menjadi mahasiswa/i, saya sarankan jangan hanya habiskan waktu 4 tahunmu dalam perkulihaan hanya untuk belajar dikelas saja (Kuliah Pulang – Kuliah Pulang, alias KUPU-KUPU) atau KUNANG-KUNANG atau KURA-KURA (cari sendiri artinya ya hahaha). Kamu bisa mengikuti organisasi, mengembangkan potensi diri, meningkatkan kapasitas diri, menyebarkan dan mengajak kepada kebaikan hingga mencegah perbuatan yang keji dan munkar. Sekali lagi, itu tergantun pada “seberapa besar kemauan” yang ada pada dirimu.
Jika terdapat kesalahan dalam penulisan, itu murni dari saya pribadi. Karena kesempurnaan hanyalah milikNya. Jika berkenan maupun ingin melihat dan membaca tulisan saya lainnya, bisa di search dengan ID irawannugrohore pada Instagram, Line, atau sosmed lainnya. Semoga kita semua dapat mengambil ibrah (pelajaran) dalam setiap peristiwa.
Akhirnya saya ucapkan, terimakasih sudah mau membaca.
Wassalamualaikum, Wr.wb