Saturday, April 30, 2016

Peran Wanita Dalam Membangun Peradaban


Jalasah Ruhiyah - @ Kampus STT Tekstil by Kemuslimahan KMI Libaasuttaqwa 30 April 2016 pukul 13.00-15.00 WIB



Oleh. Ustadzah Aan Hani
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Prolog
Semoga senantiasa perkumpulan ini mendapat rahmat dan barakah dari Allah. Dan semoga niat kita tetap lurus karena Allah dalam mengikuti majelis ilmu. "Barangsiapa yang menuju majelis ilmu seluruh penduduk semesta (di bumi dan langit) memohonkan ampun untuk seorang hamba tersebut". Allah tidak serta merta menghadirkan kita berkumpul dalam suatu majelis ilmu tanpa suatu tujuan.
Rasulullah juga bersabda, “Bergembiralah kalian mengerjakan sesuatu apapun yang bermanfaat untuk kalian”. Itulah rumus beraktivitas, bergembiralah melakukan segala aktivitas di setiap waktu maka Allah akan mudahkan dan ringankan segala aktivitas yang kita lakukan (Allah hilangkan kelemahan yang ada pada kita, meneguhkan hati kita).
Peradaban itu pasti membutuhkan wanita. Wanita memiliki peran yang sangat besar. Sejak pertama kali adanya peradaban pertama di muka bumi ini, Nabi Adam pun sepaket dengan Hawa yang mana terciptanya Hawa untuk melengkapi kesendirian Adam dan menjadi penyokong/pendukung terbaik untuk Adam. Jadi jangan remehkan peran wanita, karena perannya sudah sangat besar sejak diciptakannya manusia pertama Nabi Adam.
Masuk kepada kisah Nabi Musa. Bagaimana ibunda Nabi Musa ?. Ketika Fir'aun mengerahkan pasukan dan memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki keturunan bani Israel yang lahir pada kala itu, ibunda Nabi Musa mendapat ilham dari Allah Ta'ala untuk menghanyutkan bayi Nabi Musa ke sungai. Padahal pada umumnya sebagai seorang ibu hal tersebut sangatlah berat, menghanyutkan bayinya sendiri ke sungai. Namun berbeda dengan ibunda Nabi Musa, dimana keimanannya yang luar biasa terhadap Allah maka hal tersebut dilakukannya. Namun naluri seorang ibu tetaplah tidak tega, maka ibunda Nabi Musa menyuruh kakak perempuannya untuk menyusuri sepanjang sungai mengikuti keranjang Nabi Musa hingga Allah takdirkan keranjang itu berbelok ke arah sungai dimana istri Fir'aun mandi. Itulah kisah dari dua orang wanita, dimana ibunda Nabi Musa yang begitu teguh hati dan juga kakaknya.
Berlanjut kepada kisah Nabi Ibrahim, yang mana tidak terlepas dari peran seorang wanita (istri sekaligus ibu) bernama Sarah dan Hajar. Dari ketegaran seorang Hajarlah muncul cikal bakal kehidupan, yang mana ketika ada perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk meninggalkan Hajar di padang pasir daerah yang tak berpenghuni dan tak ada sumber kehidupan menjadi sebuah negeri yang makmur dan berpenghuni yaitu Makkah.
Lalu, Maryam. Seorang ibunda Nabi Isa yang sangat diuji keteguhan hatinya. Seorang perempuan suci yang mengandung tanpa suami, diuji secara fisik dan emosi. Tuduhan dihujamkan kepada maryam yang menyatakan bahwa dia seorang perempuan keji padahal dari keluarga yang ahli ibadah. Hal itu sangat berat, Maryam bersabar dan Allah spesialkan dia dengan mengangkat namanya sebagai salah satu nama surat dalam Al-Qur'an.
Kisah Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW, juga tak lepas dari peran perempuan. Seorang perempuan yang sangat membekas di hati sang rasul adalah Khadijah. Perempuan yang membesarkan hati Rasulullah disaat beliau merasa tidak memiliki identitas diri karena kebingungan setelah diturunkannya Surat Al-Alaq. Perempuan yang membesarkan hatinya ketika orang-orang tidak ada yang mempercayainya. Perempuan yang dengan habis-habisan dengan hartanya demi mendukung dakwah Rasulullah. Sungguh sangat besar peran Khadijah disana.
Begitu banyak catatan sejarah-sejarah wanita muslimah...
 

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(At-Taubah:71)


Ayat diatas menyebutkan bahwa kedudukan laki-laki dan wanita sama dihadapan Allah SWT. Pada kutipan ayat ...(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain... maksudnya adalah antara laki-laki dan wanita pasti saling membutuhkan terutama tolong menolong dalam konteks 'ammar ma'ruf nahi munkar.
__________________________________________________________________________________
Lalu dibidang apa garapan wanita itu? (peran wanita)
Bidang garapan wanita ada 2 yaitu yang pertama adalah ranah domestik dan yang kedua adalah ranah sosial. Peran wanita dalam ranah domestik merupakan ketetapan dari Allah dan bukanlah pilihan, maksudnya kita sebagai wanita menjadi anak dari kedua orang tua dan insyallah akan menjadi istri dan seorang ibu. Dan ini bukanlah peran yang ecek-ecek.
RANAH DOMESTIK
Asma' binti Yazid protes terhadap Rasulullah kala itu "Ya Rasulullah, saya menuntut kepada Anda tapi bukanlah atas nama pribadi namun atas semua wanita, kami menuntut keadilan! Kami meminta keadilan dalam soal peluang masuk surga. Enak sekali laki-laki, mereka diberi kewajiban berperang dan jika matinya syahid mereka masuk syurga. Sedangkan kami? kami tidak bisa seperti itu ya Rasulullah. Kami ditinggali beban untuk mengurus anak-anak dari suami yang pergi berjihad, mengurusi rumah tangga lainnya. Rugilah kita! mereka para suami mendapat peluang masuk syurga sedangkan kami para wanita tidak". Lalu Rasulullah menjawab "Katakanlah wahai asma kepada seluruh saudara-saudara sesama wanitamu bahwa jihadnya seorang wanita ada di rumah tangganya".
Jalan jihad pertama dari seorang wanita adalah dari dalam rumah tangganya. Sepintar dan setinggi apapun cita-cita sosial seorang wanita tetaplah dia harus menyiapkan dirinya sebagai istri, ibu dan meningkatkan kualitas bakti sebagai anak bagi kedua orang tua.
Lalu apa yang harus dilakukan/disiapkan untuk ranah domestik ini ?
1. Jasad/Lahiriyah yang sehat dan kuat, sehingga kita akan lebih gesit dan lincah. Kesehatan fisik itu sejenis investasi, haruslah sebagai wanita dari sekrang kita mempersiapkan sumber daya kita untuk kekuatan fisik kelak saat sudah berumah tangga dan memiliki anak-anak. Karena sebagai istri dan ibu memanglah multitasking, mampu melakukan banyak hal dalam satu waktu.
Cara-cara mempersiapkan diri agar gesit (Investasi untuk sehat di masa depan)
a.   Bangun sebelum fajar. Oksigen masih murni, kurangi begadang. Kecipratan doa dari rasul “Ya Allah berkahilah umatku di subuh-subuh buta
b.   Biasakan makan yang sehat terutama lazimkan buah dan sayur. Niatkan sebagai investasi. Jangan makan sekedar kenyang dan murah.
c.   Lazimkan shaum (al baqarah : 183). Shaum me-maintenance untuk menjaga operasionalitas kasadiah dan ruhiyah kita
d.   Olahraga (minimal sehari 15 menit)
e.   Obati penyakit. Jika kita memiliki penyakit obati dari sekarang wahai akhwat.
2.      Ruhiyah yang prima
Jangan sampai ketika kita menjadi seorang istri dan ibu kita merasa tidak bisa beribadah seperti saat masih sendiri dulu. Kenapa tahajud tak sekhusyuk dulu, kenapa tilawah tak sesering dulu. Astaghfirullah. 
Sumber asupan: ibadah maghdah sifatnya mengisi tenaga contohnya: sholat,dzikir dll. Ghairu maghdah(sosial) sifatnya mengeluarkan tenaga contoh:ngisi liqo, membantu orang.
 
3.      Siapkan kemampuan mengelola urusan-urusan Rumah Tangga.
Memang betul kewajiban memasak, mencuci, mengepel bukanlah tugas seorang istri. Alangkah tetapi dalam realitanya, ketika kita sebagai istri mampu mengerjakan itu semua maka hal inilah penambah bobot amalan kita didalam rumah tangga.
Jadi, kita sebagai istri kelak harus mampu mengelola segala urusan. Jangan sampai kita sukses dan mulia di luar rumah. Namun didalam rumah prestasi kita sangat berantakan, maksudnya rumah tidak terurus, tidak melayani suami dengan memuaskan, dan hal lain yang sangat kontras dengan prestasi kita di luar. Perlu diingat kembali bahwa tugas mulia utama wanita adalah di dalam rumah tangganya. Dan alangkah luar biasanya jika mampu berprestasi di dalam rumah tangga juga di luar rumah.
 
RANAH SOSIAL
 
Sebaik-baik seseorang adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya. Begitu pula muslimah yang alangkah luar biasanya jika mampu bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya, ibarat lilin yang menyinari kegelapan...
 
Ada beberapa kapasitas yang harus kita miliki agar mampu berkiprah di ranah sosial :
1. Mengindari Hammi dan Hazan : Gelisah dan Sedih.
Maksudnya kita harus mampu mengatur mental kita sebagai wanita sedemikian rupa agar tidak terlalu berlebihan dalam mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi.
 
2. Berlindung dari kemalasan dan kelemahan mental yang mengakibatkan kelemahan fisik (malas)
 
3. Berlindung dari menjadi seorang pengecut dan tidak mau mengambil risiko. Melawan rasa takut
4. Menghindari Kekikiran : Memiliki rasa mudah untuk memberikan kemudahan bagi orang lain (good Charity)
5. Mengindari hutang, Seseorang tidak akan bisa merdeka jika dia memiliki hutang. Jika seseorang memiliki hutang maka kredibilitas dia menjadi lemah diantara kawanannya dan menjadi seseorang yang tidak bisa diambil inspirasinya serta menjatuhkan martabat diri.
 
Di tulis kembali oleh : Departemen Syiar