Ilahi lastu lil Firdausi Ahlaan
Walaa ’Aqwa ’Alaa Naaril Jahiimi
Fahabli Taubatan Waghfir Dzunubi
Fainnaka Ghofirudz Dzambil ’Adzhiimi
Ya Tuhanku, tidak pantas bagiku menjadi penghuni surga Firdaus,
Namun, aku tidak kuat dengan panasnya api neraka
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku,
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa-dosa besar,
Dari syair tersebut kita mengetahui ada suasana h2c alias Raja' wal Khauf. Seorang hamba menginginkan surga Firdaus Allah, akan tetapi ia merasa tidak pantas karena dosa yang dilakukan begitu banyak. Ia Malu di hadapan Allah, sehingga ia merasa hanya pantas di neraka. Dalam kondisi ini seorang hamba berada pada kondisi antara berharap dan takut. Syair ini dikarang oleh Abu Nawas alias Abu Nuas Hasan Ibn Hani. Konon bait itu adalah ekspresi perasaan abu nawas yang pernah bertaubat dari homoseksualitas dan Khamar yang dahulu dijalaninya.
al Khauf adalah rasa gelisah yang muncul sebagai reaksi kekhawatiran akan tertimpa sesuatu yang menghancurkan, membahayakan atau menyakitkan. sehingga ketakutan manusia akan sesuatu ditentukan oleh ilmu yang dia miliki. Pada kitab imam Al-Ghazali , Mukasyafah al Qulub mengajarkan kita untuk takut kepada Allah pada 7 Hal yaitu:
1. Takut kepada Lidah
2. Takut kepada Kalbu
3. Takut kepada pandangan
4. Takut pada perut
5. Takut pada Tangan
6. Takut pada kaki
7. Ketaatan
Raja' wal Khauf mendorong kita untuk berhati- hati dari segala perbuatan yang kita lakukan sehingga seimbang antara takut dan berharap ampunan Allah SWT.